Bahaya Bangkitnya PKI Komunis di Indonesia
posted : info kesehatan dan militer indonesia luar negeri
Di erah globalisasi, reformasi,
demokratisasi dan transparansi informasi dewasa ini, PKI sekarang yang
motori Aidit junior (Putra DN ketua PKI} sudah mulai berani bergerak
menggalang opini guna membelokkan fakata sejarah dengan mengadakan
Simposium Nasional Tragedi 1965, 19-04-2016. (Jawa Pos 20 April 2016).
Pengikut Komunis ini memanfaatkan peluang ini untuk kembali menawarkan
ideologi komunis kepada bangsa Indonesia, sebagai ideologi alternatif.
Rencana kebangkitan PKI bergerak kembali ternyata bukan isapan jempol (http://www.tniad.id/indek.php/2015/08/komunis bergerak dalam senyap}
Propaganda
Komunis dan keturunannya juga sudah merajalela, seperti film “Senyap”,
buku “Aku Bangga Jadi Anak PKI” ini juga contoh nyata upaya penggalan
opini dan simpati mnasyaralkat yang saat ini semakin miskin pemahaman
sejarah. Propaganda keturunan PKI yang sudahsemakin merajalela di
negeri ini (http://www.pelita.or.id/baca.php?d=2126harian umumPELITA Jakarta, Pelita Kiai Haji Yusuf Hasyim www.pelita.or.id
Maka
disinilah letak pentingnya kita untuk mengetahui dan mewaspadainya
karena Partai Komunis Indonesia (PKI) berkerja berdasarkan atas program
maksimum dan program minimum. Program maksimum adalah program idelogi
yang berlaku secara universal yaitu membentuk sistem ideologi dan
politik dengan cara revolusi. Sedangkan program minimum adalah program
yang menyangkut kepentingan praktis bagi pengembangan ideologi dan
perluasan pengaruhnya. Kedua program ini saling berkait dan berhubungan
satu sama lain secara ideologi dan gerakannya.
Di
Indonesia program maksimum komunis adalah mendirikan kekuatan politik
dan menanamkan ideology komunisme kepada masyarakat. Program minimum
pada periode ini adalah usaha menghidupkan kembali PKI, konsolidasi
organisasi, dan aksi-aksi memperluas pengaruhnya ke seluruh lapisan
masyrakat dengan strategi front persatuan. Proses pencapaian kedua
program itu menurut istilah komunis disebut “masa transisi”. Kapan awal
dan akhir masa transisi itu, sulit untuk dikatakan, karena ciri pokok
dari setiap gerakan yang dilakukannya selalu tertutup dan rahasia.
Dalam alam pikiran orang-orang komunis dan juga PKI, ideology bangsa Indonesia terbagi atas tiga golongan:
- Golongan progresif (golongan berideologi progresif yaitu PKI)
- Golongan tengah (golongan yang ticdak memusuhi komunis)
- Golongan kepala batu (golongan yang anti komunis)
(Bahaya Laten Komunisme di Indonesia , Pusat Sejarah Dan Tradisi ABRI, Jakarta, 1995)
Di
samping ketiga golongan ini, masih ada golongan lain yang belum tentu
berideologi komunis, namun mereka dianggap sebagai sumber dari kekuatan
komunis, mereka itu adalah:
- Golongan miskin (roofless proletariat) yaitu kaum gelandangan, pengemis, orang-orang miskin kota, pengangguran akibat urbanisasi.
- Golongan cendekiawan yang frustasi dan resah (frustrated intellectuals), golongan terpelajar yang merasa tidak mendapat tempat dalam masyarakat, seperti penganggur inte;lektual, pensiunan, seniman, budayawan.
- Golongan petani yang tidak lagi memiliki tanah atau buruh tani
Berdasarkan
pembagian golongan-golongan dalam masyarakat ini, PKI mengembangkan
suatu taktik dan teknik untuk mendekati golongan yang sesuai dengan
situasi, kondisi, psikpologi tempat dan waktu. Situasi dan kondisi yang
dianggap amat menguntungkan apabila di dalam masyarakat terdapat:
- Adanya kelompok masyarakat yang membenci terhadap sesuatu kekuasaan
- Adanya keinginan untuk mengadakan perubahan secara cepat
- Pertumbuhan proletariat yang cepat
- Korupsi yang merajalela
- Adanya instabilitas ekonomi dan politik
- Adanya kesenjangan antara golongan kaya dan miskin
- Adanya perasaan ketidakadilan dan perasaan tertindas di dalam masyarakat
(Bahaya Laten Komunimes di Indonesia, Pusat Sejarah Dan Tradisi ABRI, Jakarta, 1995)
Apabila
dalam masyarakat tumbuh gejala-gejala sebagaimana disebut diatas,
orang-orang komunis mulai melakukan penilaian yang kemudian dikembangkan
taktik dan teknik peleksanaanya dengan:
- Membentuk kelompok awam yang melakukan aksi propaganda secara halus dan menarik perhatian masyarakat
- Melakukan kritik-kritik terhadap pemerintah, tetapi tidak mau mengkritik kawan seideologi, atau lawan setujuannya
- Melakukan penetrasi, infiltrasi terhadap organisasi politik, organisasi massa, birokrasi, dan angkatan bersenjata
- Menciptakan kultus individu, pemujaan pahlawan, mendewa-dewakan seorang pemimpin
- Memanfaatkan konflik-konflik social dalam organisasi massa, birokrasi dan angkatan bersenjata
- Melaksanakan propaganda yang terus menerus sampai orang percaya kebohongannya untuk menarik kepercayaan masyarakat terhadap komunis
- Memasalahkan ideologi Negara Pancasila, mengingkari kebenarannya, memutar balikkan sejaran secara terbuka dan tertutup
- Memprogandakan hak-hak azazi manusia, untuk mengangkat citra bahwa komunis adalah pendekar dan pembela hak azasi.
(Bahaya Laten Komunisme di Indonesia, Pusat Sejarah Dan Tradisi ABRI, Jakarta, 1995)
Adapun
sasaran pokoknya adalah golongan masyarakat yang masih lemah ketahanan
ideologinya, khususnya kelompok pemuda, pemimpin-pemimpin organisasi
pemuda, mahasiswa yang berjiwa liberal, perwira-perwira muda angkatan
bersenjata.
Itulah taktik dan teknik
komunis dalam rangka mengembangkan dan melaksanakan program minimumnya
dengan program front persatuan dan parlementer yang pernah dilakukan
oleh bekas PKI maupun organisasi-organisasi massanya. Pada periode ini
PKI sengaja menghentikan aksi-aksi kekerasan karena focus kegiatannya
menggalang, merangkul, membujuk organisasi massa untuk berpihak kepada
PKI.
Maka untuk membendung bangkitnya
kembali bahaya laten komunis ini, apabila kita menemukan pertautan
gejala atau peristiwa yang tidak biasa, patut kita perhatikan dan perlu
kita waspadai. Di samping kita sadari bahwa lahirnya gejala tersebut
hampir sama dengan gejala perubahan masyarakat, yang tengah berangkat
dari masyarakat agraris menuju masyarakat industri.
Mengapa
pertautan beberapa gejala dalam perubahan masyarakat ini patut
diperhatikan ? Oleh karena komunis lihai memanfaatkan situasi dan
kondisi serta momentum yang tepat, berganti-ganti wajah setiap saat,
sebagai upaya pencapaian tujuannya. Partai komunis bisa hancur dan bisa
runtuh ataupun dilarang, namun komunisme dan sistemnya tetap ditawarkan
oleh para pengikutnya kepada masyarakat, kapanpun dan dimanapun. (Choirul Hisyam)
Komentar
Posting Komentar